Bakarbatu.id - Tikus tanah adalah salah satu daging khas lokal Papua. Habitat tikus tanah ialah hutan Papua.

Binatang ini salah satu hewan yang sering diburu untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Papua karena dagingnya penuh dengan protein dan lemak.

Masyarakat Papua hanya konsumsi tikus tanah bukan tikus rumah. Menurut kepercayaan masyarakat Papua. tikus rumah bukan daging yang layak dikonsumsi karena akan berdampak buruk pada kesehatan.

Tikus tanah dimasak kuah bukan goreng atau bakar. Dalam foto, yang diambil pada Sabtu, 24 September 2022, tikus ini diasar untuk dijual dan daging tersebut harus diolah lagi dengan bumbu-bumbu rempah dan lainnya sehingga nikmat rasanya.

Biasanya, teman santapan daging tikus adalah kasbi, keladi, petatas, dan papeda. Sahabat lebih mengena di lidah adalah kasbi dan papeda. Nikmatnya, tiada tara. Menurut sebagai orang, konon, bisa mengalahkan pizza.

Sore, 24 September 2022. Mama Robeka Kareth, menjual daging tikus asar di pasar Remu, Sorong. Ia menjual per ekor Rp 70.000,00. Katanya, daging tikus tanah tersebut merupakan hasil buruan suaminya semalam.

Biasa suaminya suka berburu babi hutan, kadang-kadang mendapatkan tikus atau pun lao-lao. Hasil buruan tersebut jika banyak maka dijual. Hasil jualan untuk membeli kebutuhan di rumah seperti gula, garam, teh, sabun mandi dan bahkan lainnya biasa disisipkan untuk uang jajan anak dan cucunya ketika ke sekolah.

Tikus tanah, salah satu hewan yang terancam punah juga karena hutan Papua semakin hilang. Masyarakat Papua pun sudah mulai kesulitan untuk mendapatkan buruan tikus tanah. Sama halnya dengan sulit mencari buruan babi hutan.